Rabu, 27 Januari 2010

DEKLARASI PEMUDA MUSLIM DUNIA



The Union of NGOs of The Islamic World (UNIW) telah sukses menggelar The 3rd International Youth Moslem Gathering (Pertemuan Pemuda Islam Internasional Ketiga) di Jakarta, Depok, dan Bandung pada 17-24 Januari 2010. Pertemuan yang dihadiri oleh 150 peserta dari 22 negara itu, akhirnya menghasilkan 9 butir deklarasi. Deklarasi tersebut, akan di serahkan oleh seluruh peserta ke pemerintah asal negara mereka masing-masing.

"Setelah melalui diskusi yang panjang dengan ratusan permasalahan, akhirnya kami merumuskan 9 deklarasi dalam pertemuan pemuda muslim internasional ini," ujar Ketua Salam UI sekaligus deklarator yang membacakan deklarasi mewakili 21 negara lain, Achmad Setiabudi.

Isi dari deklarasi itu,
Pertama, menyatakan umat Islam sebagai satu kebangsaan (The Muslims are one nation).

Kedua, Hak asasi dan kebebasan pendidikan tanpa membedakan etnik, RAS, jender dan bahasa (The right of just and free education without any kinds of discrimination based on ethnicity, race, gender and language).

Ketiga, Meningkatkan empati, bekerja sama dan berkoordinasi di antara seluruh Negara muslim (Emphasize the necessity of full coorperation and coordination among the muslim contries).

Keempat, Mengembangkan model sistem pendidikan baru termasuk model alternatif yang berdasarkan pada prinsip Islam sebagai jawaban yang baik untuk antologi, epistomologi, dan krisis metodologi menghadapi moderenisasi dan budaya barat. Itu semua, berawal dari konferensi pemuda muslim (Developing a new kind of education system including alternatives modal based on Islamic principles that is the best answer to ontological, epistemological and methodological crisis that started with modernity and westernization at the consciousness of muslim youth).

Kelima, Saling mengintegrasikan keuntungan pendidikan di antara Negara muslim dalam bidang penelitian, teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di antaranya dengan program pertukaran pelajar, beasiswa, seminar internasional, olimpiade ilmu pengetahuan untuk pemuda muslim. (integration of Islamic values in education, research, and technology for the best quality of education with programs student exchange, scholarship, international symposium, muslim youth international science Olympic).

Keenam, Mengambil bagian dalam pengembangan kebijakan politik baru dari pemerintah di negara islam untuk kemajuan organisasi pemuda yang aktif mengikuti kebijakan. (Emphasize importance of developing new policies of the governments in Islamic countries to develop youth organization to take active roles).

Ketujuh, hentikan infasi di Palestina, Irak, Afganistan dan Nogarno Karabagh. Dan juga mencari solusi untuk menyelasaikan konflik di Yaman, Darfur, Kasmir, Moro, Somalia, Patani dan Cecnya.

Kedelapan,Hentikan diskriminasi dan pobia terhadap islam, kebijakan politik yang tidak berpihak pada komunitas islam di Negara-negara barat. Meminta, pemerintah Negara barat untuk mengambil tindakan yang rasional menghentikan situasi ini (Stop discrimination and islamphobic activities, politics, and manners against muslim communities in the western world. It Demands western governments to take reasonable actions for ending thi situation).

Kesembilan, menjadikan perempuan sebagai pendidikan pertama umat. Mengadvokasi untuk menjamin hak asasi perempuan, dari propaganda media masa yang menyatakan perempuan sebagai ibu rumah tangga memiliki kedudukan rendah di masyarakat. Harus menjaring kerja sama dengan organisasi wanita internasional, untuk pendidikan perempuan yang lebih baik. Memberikan pelatihan kewirausahaan untuk perempuan yang membutuhkan dan memberikan dukungan dalam kehidupan keluarga, memberikan beasiswa untuk perempuan agar bisa meningkatkan perannya di keluarga sehingga lebih berkualitas. (Women as the first school of ummah: Advocacy for guaranteeing woman right, mass media propaganda for role of woman at family have smallest entity on civilization, women NGO’s networking to better education for woman, entrepreneurship training for addressing woman needs and supports family life, scholarship for women to improve the family life quality).

"Permasalahan umat Islam di dunia, dari hasil konferensi sebenarnya banyak. Namun, untuk deklarasi kami mengerucutkan menjadi sembilan persoalan," tegas Achmad.

Saat diskusi untuk merumuskan permasalahan umat Islam di dunia, kata Achmad, pihaknya membagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, Negara yang mayoritas pendidikan di negaranya baik. Kelompok kedua, Negara yang pendidikannya masih sulit dan kelompok ketiga yang pendidikannya sedang. Dari hasil diskusi itu, ada dua persoalan yang bisa disimpulkan.

Yaitu, kata Achmad, permasalahan paling besar yang dihadapi umat Islam di dunia rata-rata mengenai aksebilitas sekolah yang masih mahal sehingga sulit dijangkau oleh umat islam. Kedua, mengenai kualitas atau isi pendidikan. Rata-rata, umat Islam masih menggunakan kurikulum sekuler padahal seharusnya kurikulum islam mulai diterapkan.

"Pendidikan di hampir semua negara muslim jarang memperhatikan masalah spiritual dan moral. Padahal, pendidikan seharusnya mengandung nilai-nilai Islami," katanya.

Menurut Achmad, deklarasi ini akan diberikan pada pemerintah di semua negara peserta yang hadir dalam pertemuan pemuda Islam internasional ini. Khsusu di Indonesia, deklarasi akan diberikan pada presiden, menteri pendidikan dan menteri luar negeri.

"Kami berharap, semua poin deklarasi bisa dijadikan bahan masukan semua pemerintah negara Islam dalam mengambil kebijakan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Blog List